Yuk Pahami Teori Dibalik Crumple Zone
Bila melihat kejadian kecelakaan kendaraan roda empat di
masa lalu atau sekitar tahun 1950an, akan jarang ditemukan kecelakaan fatal
hingga menewaskan korban.
Semakin canggihnya teknologi ternyata berpengaruh terhadap
efek kecelakaan yang mungkin terjadi.
Desain mobil-mobil lawas memang sangat kaku dan simpel
sehingga meminimalisir efek kecelakaan sehingga tidak menimbulkan banyak
kerusakan atau deformasi pada body mobil.
Namun sebagai konsekuensi nya, tekanan ditranfer pada
penumpang atau pengendara sehingga bisa menimbulkan efek kecelakaan yang fatal. Hingga pada tahun 1953, ditemukan lah crumple zone untuk
kendaraan roda empa.
Salah satu engineer bernama Béla Barényi telah mempelajari
masalah ini dan di tahun 1953, ia menemukan ide “Ponton” atau three-box body. Di tahun 18967, diciptakanlah mobil berpelindung dengan
crumple zone seperti peti yang dibuat 50 persen lebih besar.
Lalu, terori seperti apa yang ada dibalik crumple zone ini
ya?
Ternyata cara kerjanya menganut prinsip fisika. ukum pertama Isaac Newton menyatakan bahwa sebuah benda
bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan yang sama dan arah yang sama
kecuali diikuti oleh kekuatan yang tidak seimbang.
Bila kendaraan melaju dengan kecepatan 50 mph (80 km / jam),
dengan penumpang yang ada didalamnya. Jika kendaraan ini berhenti tiba-tiba lalu menabrak benda
keras didepannya, kendaraan tetap perlu melepaskan energi dari kecepatan 50 mph
tadi, kecuali jika ada yang menyerap energi tersebut.
Meski begitu, tubuh yang diam masih mungkin mengalami luka
parah akibat tabrakan tadi karena organ dalam yang terus bergerak dan
menyebabkan luka. Masih ada hukum lain yang diterapkan pada crumple zone ini,
yakni dari Newton yang mengatakan jika
massa kekuatan yang sederajat dikalikan dengan percepatan.
Artinya, ketika terjadi kecelakaan maka gaya yang dialami
oleh mobil dan penumpangnya berkurang hanya jika waktu yang dibutuhkan oleh
kendaraan untuk berhenti bertambah.
Leave a Comment